Hujan di Jakarta Akan Digeser Ke Selat Sunda Dengan Teknologi Modifikasi Cuaca


Curah hujan yang tinggi melanda Jabodetabek sejak 3 hari yang lalu telah mengakibatkan benca banjir dimana-mana.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)  guna mencegah banjir di Jabodetabek. Dengan di bantu pihak TNI AU yang mengerakan dua unit pesawat terbang yakni CN 295 dan CASA 212, TNI AU telah menerbangkan pesawat penabur garam ke perairan Selat Sunda, pada Jumat (3/1/2020).

TMC adalah strategi untuk menjatuhkan awan hujan sebelum sampai di Jakarta. Material untuk meluruhkan kumulonimbus bisa didapat di meja makan atau di dapur, material itu adalah garam. Bahan ini merupakan material hidrofilik yang senang mengumpulkan air.

Agar melumpuhkan awan lebih cepat, garam dapur digiling halus sampai mirip tepung, dengan ukuran butiran sekitar 5 mikron. "Tepung Asin" tersebut lalu dicampur bahan antigumpal sebanyak 0,5-3 persen, kemudian dibungkus rapat dalam plastik kedap udara. satu kantong plastik menyimpan 10 kilogram tepung garam.

Kepala Staf TNI AU, Marsekal Yuyu Sutisna, mengatakan rekayasa hujan ini dilakukan ke sejumlah wilayah. Tujuannya guna mengurai awan sebelum hujan turun.

Yuyu mengatakan, Pesawat yang membawa garam terbang dengan ketinggian 10 ribu- 16 ribu kaki. Pesawat CN-295 dan Pesawat Cassa 212 yang ikut membawa garam bersama tim dari BPPT di dalam kabin. setiap pesawat membawa kurang lebih 2,4 ton garam. Kemudia garam yang akan ditaburi sudah siap 10 ton untuk tempat lainnya.

Di kesempatan yang sama, Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Fajar Adriyanto, mengatakan pihaknya sebelum terbang memantau pergerakan awan dan arah angin sebelum menabur garam. Dalam operasi kali ini kemungkinan besar hujan diturunkan di sekitar perairan Selat Sunda. Fajar menegaskan, penaburan gara, supaya hujan turun di perairan. Hal ini sekaligus memindahkan hujan yang selama tiga hari turun dengan intensitas tinggi di sekitar wilayah Jabodetabek berkurang agar tidak bertambah parah.

Cara ini pernah dilakukan pada Minggu (3/2/2013), menggunakan pesawat Hercules dan CASA terbang ke langit Pandeglang dan Rangkasbitung. pada ketinggian 3-5 kilometer diatas langit Banten, pesawat menaburkan lebih dari 5 ton garam di atas awan kumulus. Hasilnya, awan hujan gugur di atas beberapa lokasi seperti Citeko (curah hujan 28 milimeter), Cariu (17 milimeter), Jasinga (15,5 milimeter), dan cikarang (7,5 milimeter). Lalu untuk Jakarta pun adem-adem saja, sehingga cara ini diklaim efektif mengurangi hujan sampai 30%.




Komentar

Postingan Populer